Saya dan Anas sama-sama pertama kali naik pesawat dan otomatis sama-sama
belum pernah keluar negeri. Kami masih terbilang otodidak. Paspor saja baru
dibuat untuk perjalanan kali ini. Nekat? Bisa dibilang begitu tapi tentu saja
nekat dengan penuh persiapan.
Pesawat akan terbang jam 9.15 dan itu berarti kami harus sudah berada di
Bandara Soetta jam 7 pagi. Saya menggunakan fasilitas bus Damri dari Gambir
untuk sampai bandara sedangkan Anas memilih naik taksi dari rumahnya di daerah
Cimanggis, Depok. Alhamdulillah, kami bertemu di terminal 2 tepat jam 7 kurang
sepuluh. Penerbangan internasional memang berada di terminal 2 dan maskapai
Value Air atau Jetstar berada di terminal 2D (untung saja bus Damri memang
menurunkan penumpangnya sesuai dengan maskapai masing-masing).
![]() |
Narsis dalam kegalauan |
Setelah kami bertemu, kami pun segera masuk untuk mendapatkan boarding
pass. Layaknya orang yang baru pertama kali ke bandara—ini serius loh, saya dan
Anas sama-sama belum pernah menginjakan kaki ke Bandara Soetta—mata kali
terus-terusan terperangah jika menemukan pemandangan yang ajaib (melihat
pembungkusan koper saja kami merasa takjub). Tak hanya itu pula, hati kami
sama-sama berdegup kencang dan tidak tenang selama belum duduk di kursi
pesawat. Ketika kami menukarkan boarding pass saja deg-degan padahal mas-mas
Jetstarnya ramah banget. Tahap selanjutnya yang tak kalah mendebarkannya adalah
tahap imigrasi. Paspor kami dicek untuk mendapatkan cap. Takutnya ada
something’s trouble terus kami dipulangin lagi, kan nggak lucu.
![]() |
Tiket berangkat |
Finally, kami pun lewat tahap tersebut. Namun belum cukup sampai di sini
hati kami berdebar. Saatnya tahap masuk ke boarding gate. Seluruh badan dan
barang bawaan kami dicek kembali. Untungnya, mulus tanpa sesuatu masalah. Kami
pun menunggu manis di gate yang tertera di tiket pesawat kami. Saya sempat
memberi kabar kepada orangtua saya sebelum terbang (orangtua menyuruh saya
untuk menelepon setiap saat).
Tahap selanjutnya adalah kami diperbolehkan untuk naik ke pesawat.
Lagi-lagi rasa takjub kami muncul kembali. Pramugarinya ramah dan nomor tempat
duduk tertera jelas. Saya pun merasa lega dan ditambah lagi, saya mendapatkan
tempat duduk tepat di sebelah jendela. Itu berarti saya bisa melihat awan dan
pemandangan dari atas. Yeeaayy! Tak perlu delay ataupun menunggu, pesawat kami
pun take off tepat pada waktunya.
![]() |
Langit biru, awan putih |
No comments:
Post a Comment