December 24, 2012

Sembunyi

Kita berlari menengadah sembari menghadap langit yang kian meredupkan sinar sang raja. Awan kelabu  yang mulai menyelimuti sebagian kawasan timur, tak menghentikan tanganmu untuk terus menarik tanganku dan membawaku lari bersama. Terlonjak sejenak saat kaki kita menghamburkan dedaunan yang meranggas, ketika mata kita menangkap pinggir tebing curam sejarak beberapa meter dari kaki. Tiada celah lagi untuk kembali bahkan untuk mati sekalipun.
Danau keabadian menampung segala air kedukaan di bawah sana, yang mungkin akan menjadi saksi bisu persembunyian kita selanjutnya. Mungkin pada mulanya tidak masalah dengan segala persoalan yang membelit selama kita masih bisa berlari. Tapi aku mulai bertanya, pada hati yang terus berputar. Sampai kapan kita terus berpindah, menghindar, serta tak tangkas.

Di ujung pelarian kita, aku pun berhenti. Berhenti untuk mempercayaimu lagi. Berhenti untuk berlari serta keinginan untuk kembali, ke tempat dimana kita membuat ketajaman masalah dan bertaruh untuk mempertanggungjawabkannya. Lelah ini memuncak. Aku tak dapat bersembunyi lagi begitupula dengan dirimu. Tak akan ku biarkan kau bersembunyi lagi.
Menyerah dan bukan kalah. Pemberani dan bukan pecundang. Biarkan hatiku diikat dengan hati yang tak mengenalku. Selama itu benar. Selama tak membuat perpecahan. Selama semua dapat terselesaikan. Selama  itu bukan dengan cara bersembunyi dan selama kita bersama menghadapi, kelak kita akan mendapat jawaban dari segala masalah. Walau itu terkadang melukai.

Inspired by: Hilary Duff - Hideaway

No comments:

Post a Comment