Showing posts with label Real Life. Show all posts
Showing posts with label Real Life. Show all posts

September 10, 2014

First Day: Demo dan Hujan

Jujur, sebulan sebelum hari keberangkatan saya galau berat. Saya mendapat kabar jika Bangkok sedang dalam kondisi tidak baik. Menurut berita, Bangkok memang sedang dikepung demonstran yang menolak Perdana Menteri Thailand diangkat kembali. Ditambah lagi, sehari sebelum saya berangkat, saya membaca artikel jika ada bom meledak lagi di Bangkok. Makin was-waslah saya. Headline Bangkok Shut Down menghiasi beberapa artikel yang saya baca. Kendati demikian, hati saya tetap mantap untuk tidak membatalkan perjalanan ini meski dalam kondisi seperti itu. Secara, sudah hampir 8 bulan saya menunggu liburan kali ini. Karena tidak adanya travel warning dari KBRI Thailand, saya tetap mantap untuk terbang ke Bangkok.
Penerbangan saya yang semula dijadwalkan take off pukul 8 pagi, dimajukan menjadi pukul 7 pagi. Otomatis saya harus tiba lebih awal di bandara. Dengan hujan yang terus turun serta genangan air yang mewarnai sepanjang jalan di Jakarta, saya tetap berangkat sesuai jadwal. Pukul setengah lima pagi, saya tiba di bandara Soetta terminal 3 dengan menggunakan bus Damri. Maskapai yang saya pakai kali ini adalah Tiger-Mandala Air yang bertempat di terminal 3. Setelah Anas datang setengah jam kemudian, kami pun bergegas check in.

Opening: Nickhun's Hometown, I am coming!!!

Ada tiket promo pesawat ke luar negeri? Tentu saja hal ini tidak disia-siakan saya yang memang suka traveling. Bangkok, Thailand, itulah destinasi saya kali ini. Negerinya Nickhun 2PM ini memang membuat saya penasaran. Selain tempat-tempat bersejarahnya, Thailand juga dikenal sebagai surganya untuk berbelanja.
            Saya tidak berangkat sendirian. Ada 3 teman saya yang ikut pergi juga, yakni Anas, Eta, dan Nita. Berhubung kami memesan tiketnya berbeda waktu, alhasil saya dan Anas berangkat menggunakan penerbangan pagi sedangkan Eta dan Nita menggunakan penerbangan sore.
            Sama seperti pengalaman saya ke Singapore tahun lalu, kami tetap tidak menggunakan jasa travel agent. Kami meng-arrange itinerary sendiri. Empat hari tiga malam dirasa cukup untuk berlibur di Bangkok.
            Tanggal 18 Januari 2014, kami pun terbang ke Thailand.

September 22, 2013

Trip to Kota Tua

Late post. Tapi daripada tidak di-share, lebih baik saya share sekarang. Hari itu, Minggu, 21 April 2013 (pas banget Hari Kartini), saya sengaja mengajak kedua orangtua saya ber- traveling di hari libur. Kebetulan ibu saya sedang berkunjung ke Jakarta, sekalian saja ajak beliau jalan-jalan.
Karena tanggalnya sebelum tanggal 25 (tanggal di mana saya gajian), akhirnya saya mengajak mereka berwisata murah meriah ke Kota Tua. Banyak museum yang bisa dikunjungi di sana. Saya pun langsung meng- arrange itinerary dadakan di otak, tanpa perlu dirancang matang-matang.
Destinasi pertama kami adalah Museum Bank Mandiri. Kebetulan sekali, ibu saya merupakan nasabah Bank Mandiri sehingga hanya dengan menunjukkan ATM Bank Mandiri, kami bertiga pun masuk secara gratis. Kalau tidak punya ATM Bank Mandiri, biaya masuknya pun cukup murah. Sekitar Rp 2.000 saja.

Mama & Papa bergaya seolah orang Belanda

Mesin Tik Wallpaper

Setelah puas berkeliling Museum Bank Mandiri, kami berencana mengunjungi Museum Bank Indonesia tetapi ayah saya lebih memilih Museum Fatahilah. Namun ibu saya tidak berani mengunjungi museum tersebut karena populer dengan cerita horor. Akhirnya, kami pun duduk-duduk di alun-alun Kota Tua sembari iseng memotret.

Cuma bergaya di depan Museum Fatahilah

Lanjut lagi ke destinasi berikutnya, yaitu Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum ini salah satu yang belum saya kunjungi. Harga tiket masuknya pun tidak mahal. Cuma Rp 5.000.

Sebelum masuk museum seni rupa & keramik





di taman tengah museum




entah gambar apa di belakang



September 9, 2013

I am 22 going on 23

23. It is not too young and not too old. I am standing in the middle of movement. Age increases every second and not every year because we learn many thins in every step we have. I write these stories and make some histories for my bright future. I never return my mistake in my past and try to fix it. Better if I change it become better thing. My ultimate in this age is “fix it”. This theme I took because I have goals in next year, new goals. If I looked back, I feel pleased enough with my achievement. Although I can’t get yet something great movement, like extent my education becomes bachelor degree. It is my sleeping dream. Beside that, it doesn’t mean I keep my step in same place. No absolutely. With my mature age, I can answer my curiosity on traveling and propose business line. Although it’s my first time to do those, I proud being my self to try something new that I never do before. Focus in these things, it never makes me forget something. Find my prince of course. Before he comes to find me, I am preparing my self and be a better person so that I get someone who I need. Not looking for perfect one but get someone who can make me perfectly. I hope in this 23, I can be found him and make forever promise.
Thank you, 22, for this one year. I learned so much from you. Get something bad until lose something good. I know it’s not ending yet. Losing for getting. Bad for good. Hurt for happy. Tears for smile. At the end, I will realize how important these roller coaster feeling. To teach me and make me become a tough person in my every single step.




From my bottom heart
Proud being
DIKA H.S

June 1, 2013

Situs tentang Singapore

Berikut saya beri tips mengenai website-website yang mungkin berguna bagi kalian yang belum pernah ke Singapore dan berencana pergi ke sana


Situs yang dikelola mengenai peta ter-up to date Singapore. Sejenis google maps namun lebih dispesifikasi untuk wilayah Singapore.


Situs yang menurut saya seperti buku online mengenai panduan all about Singapore. Ketika saya menentukan itinerary dan sebagainya, situs ini sangat membantu loh.


Itinerary on Singapore

Saya kasih bocoran mengenai itinerary saya kemarin ke Singapore. Barangkali dapat menjadi bahan referensi kalian yang ingin pergi ke sana for the first time. Itinerary ini sudah saya analisis mulai dari jarak tempuh hingga transportasinya. Semoga bermanfaat dan happy travelling :)

Saturday, 23 March 2013
06.00 - 07.00 : Berangkat ke bandara Soekarno-Hatta (terminal 2)
07.00 - 09.00 : Check in, imigrasi, dan nunggu waktu berangkat
09.15 - 12.10 : Berangkat menuju Singapore
12.10 - 13.30 : Tiba (terminal 1), Imigrasi
Menuju Changi MRT Station, jangan lupa beli SPT dan siapin uang $30
13.30 - 14.30 : Changi - Tanah Merah - Bugis
14.30 - 15.00 : Check in hostel
15.00 - 15.30 : Bugis - City Hall - Orchard
15.30 - 19.00 : Have fun on Orchard
19.00 - 19.30 : Dhoby Ghaut - Farrer Park
19.30 - 21.00 : Have fun on Mustafa Shopping Center
21.00 - 21.30 : Mustafa - Hostel
Sunday, 24 March 2013
05.00 - 08.00 : Bangun, mandi, siap-siap, sarapan
08.00 - 08.45 : Bugis - Buona Vista - Botanical Garden
08.45 - 10.00 : Have fun on Botanical Garden
10.00 - 10.30 : Botanical Garden - Harbourfront
10.30 - 11.00 : VivoCity - Sentosa Island
11.00 - 13.30 : Have fun on Sentosa Island
13.30 - 13.45 : Harbourfront - Chinatown
13.45 - 15.00 : Have fun on Chinatown
15.00 - 15.30 : Chinatown - Merlion Park
15.30 - 18.00 : Merlion Park, Esplanade, Marina Bay
18.00 - 18.30 : Cityhall - Bugis
18.30 - 21.00 : Have fun on Bugis Junction & Bugis Village
21.00 - 21.30 : Back to hostel
Monday, 25 March 2013
05.00 - 08.00 : Bangun, mandi, siap-siap, sarapan
08.00 - 08.30 : Check out dan titip koper
08.30 - 09.15 : Bugis - Chinese Garden
09.15 - 10.30 : Have fun on Chinese Garden & Japanese Garden
10.30 - 11.15 : Chinese Garden - Bugis
11.15 - 11.30 : Ambil Koper
11.30 - 12.30 : Bugis - Changi Airport Terminal 1
12.30 - 13.00 : Tuker SPT, Jalan-jalan sekitar Changi Airport
13.00 - 15.00 : Imigrasi dsb
15.30 - 16.25 : Singapore - Jakarta
16.25 : Tiba di Jakarta

May 31, 2013

Closing: I'll be back, S


Saya hanya dapat terduduk capek di pesawat. Mengingat besok harus sudah kembali ke rutinitas semula, menghadapi macetnya Jakarta, serta polusi yang bertebaran. Saya pasti akan merindukan Singapore. Suasananya yang lengang, teratur, serta bersih akan menjadi hal yang paling saya rindukan dari negara tersebut.
Dilihat dari petualangan saya dan Anas, masih ada beberapa tempat lagi yang belum sempat kami kunjungi, seperti main di USS, Garden by The Bay, dan Marina Barrage. Jika saya memiliki kesempatan lagi ke Singapore, saya mau mengunjungi ketiga tempat tersebut. Tak hanya itu, belanja di Chinatown juga sepertinya belum puas hehe.
Goodbye, S! See you :)

I'll be back *gaya 2 PM*

Info from writer (part 3)



  • Jika berencana mengunjungi Chinese Garden, Japanese Garden, atau Botanic Garden, lebih baik perginya pagi-pagi, di saat udara masih sejuk dan tidak terlalu panas
  • FYI, tidak ada tiket masuk untuk ke Chinese Garden dan Japanese Garden. Sama seperti Botanic Garden, gratis
  • Ada salah satu tempat di Chinese Garden yang bayar tiket masuk, yaitu Bonsai Garden (menurut info bayar $5)
  • Kalau punya waktu lebih, alangkah enaknya bisa jogging di kedua Garden tersebut
  • Taruh paspor dan kartu imigrasi di dalam kantong yang sama. Kalau perlu, bawa dompet khusus menyimpan kedua benda tersebut

Third Day: Dan sensor pun berbunyi


Entah mengapa, pengawasan saat pulang lebih ketat dibandingkan saat datang. Ketika ransel saya discan, tiba-tiba saja sensor berbunyi. Petugas pemeriksa pun menyuruh saya untuk membuka tas. Sama seperti saya, tas Anas pun disuruh dibuka. Digeledahlah tas kami berdua. Deg-degan? Stay cool tapi hati menjerit karena kami memang tidak membawa hal yang macam-macam. Dan sepertinya hand body milikku menjadi penyebabnya sensor itu berbunyi. Kata temanku, sensor akan berbunyi ketika menemukan benda cair yang ukurannya lebih dari 10 ml.
Lain halnya dengan Anas. Sensor berbunyi karena dia lupa menghabiskan air di botol minumnya. Akhirnya petugas pemeriksaan pun menyuruh dia untuk menghabiskan air minumnya. Anas pun meminta bantuanku untuk menghabiskan air tersebut. Mana masih setengah pula. Setelah benar-benar beres, kami pun diizinkan masuk gate dan menunggu hingga naik ke pesawat.

Tiket pulang

Third Day: Kehilangan kartu imigrasi

Kami tiba di Changi International Airport pukul 12 siang. Saya pikir loket penukaran boarding pass telah dibuka ternyata belum. Akhirnya kami pun menunggu hingga loket dibuka, yakni sekitar jam setengah dua.

TKW mudik

Setelah menukarkan boarding pass, kami makan siang sejenak di bandara. Baru setelahnya, saat mendebarkan pun tiba, yaitu melewati pemeriksaan imigrasi. Perasaan saya masih tenang sampai pada akhirnya si petugas imigrasi meminta kartu imigrasi saya—formulir yang diberikan pramugari saat kita di dalam pesawat pemberangkatan (baca post Advice from writer (part 1) poin 7). Dan ternyataaaaa….hilang. Oh my God! Stay cool? Pastinya. Tapi hati menjerit-jerit. Akhirnya, saya disuruh untuk mengikuti petugas imigrasi yang lain. Dia membawa saya ke loket terpisah. Saya pikir saya akan didenda, kena hukuman, atau disuruh tinggal selamanya di Singapore (ngarep). Ternyata saya cuma disuruh mengisi ulang kartu imigrasi, lalu paspor saya dicap dan dapat melenggang masuk tanpa pengawasan lagi. Kirain gitu ya! Namun setelah saya buka-buka tas, ternyata kartu imigrasi saya terselip di dompet paspor. Gubraakkk.

Third Day: Kenalan turis dari Vietnam

Ketika kami sedang asyik foto-foto, tiba-tiba saja seorang wanita datang menghampiri. Dia meminta tolong untuk difotokan di depan patung Mulan. Setelahnya, dia mengajak kami untuk berjalan bersama sekaligus simbiosis foto (saling ganti-gantian memfoto). Lambat laun, kami pun berkenalan. Wanita ini berasal dari Vietnam dan sedang berlibur di Singapore seorang diri. Untuk namanya, saya lupa siapa. Kami pun berjalan-jalan mengitari Chinese Garden hingga ke Japanese Garden.

Si turis Vietnam
Sesuai jadwal, jam 10 pun kami harus kembali ke hostel untuk mengambil koper dan bergegas pergi ke bandara. Kami pun pamit kepada turis Vietnam tersebut. Petualangan kami di Singapore pun ditutup hingga di tempat ini.

Third Day: Japanese Garden


Tak jauh berbeda dari Chinese Garden, di Japanese Garden juga memiliki keunikan tersendiri akan penampilannya. Banyak gazebo yang pernah saya temukan ketika menonton drama kolosal Korea. Berasa seperti sedang syuting film Korea saja. Jika saja ditambah Korean Garden, pasti lebih seru (berharap).


Berasa di film-film kolosal Korea













Third Day: Chinese Garden


Di Chinese Garden, dapat ditemukan banyak patung pahlawan Cina. Tak hanya itu pula, terdapat pagoda replika yang bagus dan mirip seperti aslinya. Suasanya yang antik dan ditambah oleh sejuknya udara, tempat ini bagus untuk sekadar lari pagi atau jogging. Tak sedikit pula orang-orang yang memilih tempat ini untuk berolahraga.


7 Pagodas

Confucius, filosof dunia

Zheng He
Zheng He atau yang dikenal dengan nam Cheng Ho merupakan seorang pelaut dan penjelajah Tiongkok. Asal kalian tahu, Zheng He beragama Islam dan memiliki nama Islam juga, yakni Haji Mahmud Shams.

Hua Mulan
2 anak manusia di depan Twin Pagodas

Stone Boat



Third Day: Last Destination


Tujuan terakhir kami adalah berjalan-jalan unyu di Chinese Garden dan Japanese Garden. Untuk pergi ke sana, kami menggunakan MRT dari Bugis Station dan langsung turun di Chinese Garden Station. Walaupun tidak transit tetapi jaraknya lumayan jauh dari Bugis sehingga kami memang harus berangkat pagi.
Sesampainya di sana, udara sejuk pun langsung menyapa kami. Mata pun dimanjakan oleh hijaunya pepohonan. Jalanan lurus menuntun kami sekeluarnya dari stasiun. Di sisi-sisi jalan terdapat pepohonan serta tanah lapang berselimutkan rumput hijau. Suasana pun jauh dari bisingnya kendaraan. Benar-benar pemandangan yang jarang—tidak pernah sepertinya—kami temukan di Jakarta.


Welcome to Chinese Garden

Hijau sepanjang mata memandang

Pintu masuk dari arah MRT Station

Chinese Garden dan Japanese Garden terletak dalam satu kawasan. Di dalamnya terdapat banyak bangunan yang mencirikan kedua negara tersebut. Untuk lebih awal, saya akan membahas mengenai Chinese Garden terlebih dahulu.

Peta Japanese Garden & Chinese Garden


Third Day: No more kesiangan


Saya dan Anas sama-sama sudah siap untuk hari terakhir di Singapore. Mulai dari alarm pagi hingga masalah packing. Besok kami akan take off pukul setengah empat sore dan otomatis jam setengah satu siang harus sudah di bandara. Di hari terakhir, kami masih ada satu agenda lagi sehingga kami harus berangkat dari pagi.
Alarm saya maupun Anas tepat berbunyinya, yaitu jam 6 waktu setempat. Saya pun mengambil giliran pertama untuk mandi karena harus mengejar sholat Subuh juga. Setelah siap, kami pun mengambil sarapan yang sudah tersedia di dapur. Menunya memang sama seperti kemarin tetapi kebetulan saya membawa mie instant cup, jadinya sarapan double.
Setelah prepare buat check out, kami pun bersiap-siap untuk berpetualang lagi. Sambil bawa-bawa koper gitu? Oh tentu tidak! Hostel kami menyediakan tempat penitipan koper bagi para turis yang check out namun masih ingin jalan-jalan lagi. Walaupun kita harus membawa gembok sendiri untuk melindungi barang bawaan kita.
Kami pun pamit kepada teman sekamar kami. Sesudahnya, barulah agenda terakhir pun dimulai.

May 30, 2013

Info from writer (part 2)



  • Jangan lupa men-setting jam ponsel kamu hingga ke time zone-nya juga, biar alarm berbunyi tepat waktu.
  • Jika menginap di hostel, yang kamar mandinya sharing dengan yang lain, lebih baik mandi pagi-pagi—apalagi yang ingin jalan dari pagi—supaya tidak mengantre kamar mandi terlalu lama.
  • Jangan lupa mengisi botol minum kalian dengan air minum yang disediakan di hostel. Air mineral di Singapore agak mahal, jadi lebih baik kalian membawa minum sendiri dari hostel. Gratis pula.
  • Jika kalian tidak punya peta atau lupa mengambil di bandara, di hostel biasanya disediakan peta Singapore
  • Untuk yang tidak tahu suasana Sentosa Island, jangan khawatir! Karena di Sentosa Island atau di loket tiket masuk, terdapat peta Sentosa Island lengkap dengan 3 bahasa (Inggris, Jepang, dan Cina)
  • Harga di Chinatown bisa lebih murah lagi jika kalian berani menawar
  • Sempatkan sejenak mampir ke atap VivoCity yang terletak satu lantai dengan Sentosa Station. View-nya bagus untuk foto-foto




  • Jika mau mengunjungi USS, lebih baik jalan dari pagi-pagi supaya puas mencoba semua wahana
  • Song of The Sea memiliki jadwal tampil dan tiket nontonnya dapat didapat di Sentosa Station, dekat dengan loket tiket masuk Sentosa Island

May 29, 2013

Second Day: Menerawang langit malam Singapore


Kami tahu jika malam ini adalah malam terakhir kami di Singapore karena besok sore kami sudah kembali ke Indonesia. Saya dan Anas pun menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sepanjang Victoria Street menuju hostel. Tak ketinggalan juga foto-foto iseng.


Bugis Station dari luar, tepat di depannya Bugis Junction

Salah satu restoran dekat hostel

Jalan Kubor


Sesampainya di hostel, ternyata dua teman sekamar kami telah tiba. Kami pun berbagi pengalaman hari ini sembari packing karena besok pagi kami harus check out sebelum jam 11 pagi.

Second Day: Jalan-jalan malam di Bugis Street


Agenda hari Minggu pun sudah selesai tetapi kami menyisakan satu agenda lagi pada malam harinya. Setelah kembali ke hostel, kami pun istirahat sejenak dan juga mandi. Ditambah perut sudah keroncongan, kami pun bergegas pergi setelah siap. Destinasi selanjutnya adalah Bugis Street.
Bugis Street terletak tak jauh dari hostel kami sehingga dapat ditempuh dengan jalan kaki, lebih tepatnya di belakang Bugis MRT Station. Di Bugis Street, dapat ditemukan tempat-tempat belanja, baik dalam bentuk mall atau pasar. Untuk mall-nya bernama Bugis Junction dan untuk pasarnya bernama Bugis Village. Kedua tempat tersebut letaknya berseberangan. Jangan salah terka! Pasar yang dimaksud jauh beda dari pasar-pasar di Indonesia, lebih bersih dan juga teratur.
Kami pun mengunjungi Bugis Junction terlebih dahulu. Walaupun tidak ada niatan untuk membeli, yang penting kami pernah masuk ke mall itu. Selanjutnya, kami pun menyeberang ke arah Bugis Village. Di situ terdapat pasar yang menjual barang dengan harga yang lebih miring. Tentu saja mata kami nyaris kalap tetapi saya ingat jika telah membeli banyak barang di Chinatown tadi. Sehingga yang terkena ‘kutukan’ berbelanja adalah Anas.

Denah Bugis Junction

Bugis Village



Setelah puas berkeliling Bugis Junction dan juga Bugis Village, kami pun mulai mencari makan malam. Saya pun langsung teringat dengan list kuliner saya. Masih ada nasi lemak dan kaya toast yang belum saya cicipi. Menurut buku panduan yang saya baca, terdapat satu restoran di daerah Bugis Village yang menjual nasi lemak dan juga kaya toast. Akhirnya, kami pun berhasil menemukan restoran tersebut. Qi Ji Restaurant. Kali ini saya jamin restoran ini halal (ada logo halal di menunya).
Anas memesan satu porsi nasi lemak. Saya pun lebih tertarik untuk mencicipi kaya toast namun sayangnya, menu kaya toast sudah habis. Alhasil, saya pun memesan nasi lemak juga. Tak ketinggalan, satu gelas teh tarik juga ikut saya pesan—baru dua hari di Singapore, saya sudah sangat menyukai teh tarik.

Nasi lemak dan teh tarik



Second Day: Merlion, Esplanade, Marina Bay, dan sekitarnya

Tenaga kami terkuras sudah karena menyasar tadi. Kami hanya dapat duduk-duduk sambil memandangi Marina Bay Sand dari seberang. Butuh waktu setidaknya sepuluh menit untuk rehat sejenak. Baru setelahnya, kami pun kembali narsis di Merlion Park. Mengingat hari itu adalah hari Minggu, keadaan Merlion Park pun sudah dipadati oleh para pengunjung. Kami pun sempat berkenalan dengan salah seorang pengunjung—tujuan utamanya sih minta tolong difotoin. Ternyata pengunjung tersebut berasal dari Batam. Sepertinya memang banyak turis dari Indonesia yang mengunjungi Singapore.
Pada mulanya, kami berencana akan menyusuri Merlion Park hingga sampai ke Esplanade atau mungkin hingga ke Singapore Flyer, bianglala asal Singapore yang terkenal itu. Namun apa dikata, setelah melihat patung Merlion saja kami sudah puas dan tenaga kami pun sudah berada di titik minimum untuk berjalan. Yang penting kami sudah melihat Singapore Flyer dan Esplanade dari kejauhan.

Memandang Singapore Flyer dari kejauhan

Esplanade juga

Yang penting bisa narsis sama Merlion




Second Day: Nyasar (lagi)


Setelah puas berbelanja di Chinatown, perjalanan kami pun berlanjut. Destinasi kami selanjutnya adalah mengunjungi tempat wajib bila menginjakan kaki ke Singapore, yakni Merlion Park dan sekitarnya. Ketika saya lihat di peta, jarak Chinatown ke Merlion Park tidak jauh-jauh banget sehingga saya meyakinkan Anas untuk jalan kaki saja. Rutenya juga tidak terlalu sulit. Jika naik MRT, akan ribet urusannya. Dari Chinatown Station, kami harus naik MRT untuk transit di Outram Park Station, lalu melanjutkan ke Raffles Place Station.


Baca peta biar nggak nyasar

Berangkatlah kami dari Chinatown dengan berjalan kaki, tentunya sambil foto-foto. Ternyata, semakin lama berjalan semakin lelah otak bekerja. Saya sebagai pengemban peta harus bertanggungjawab membawa Anas hingga ke tempat tujuan. Semakin kami berjalan, entah mengapa mata kami tidak menangkap hawa-hawa Merlion ataupun Marina Bay Sand. Padahal kami telah berjalan jauh. Jam juga telah menunjukan pukul setengah lima sore. Itu berarti kami sudah berjalan kurang lebih satu jam.







Lewat jalan yang mana?

Akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya kepada bapak-bapak yang lewat. Alhamdulillah, ternyata bapak-bapaknya orang Indonesia—padahal saya sudah bertanya dengan bahasa Inggris. Menurut penjelasan bapak yang tadi, ternyata kami salah mengambil jalan. Ibarat kata, di pertigaan tadi, seharusnya kami belok kiri dan kami malah belok kanan. Balik lagi deh.
Setelah mendapat petunjuk yang benar, mata kami pun dapat menangkap bangunan Marina Bay Sand yang berdiri megah. Seperti menemukan mata air di padang pasir, begitulah ekspresi saya dan juga Anas. Dengan kaki terseok-seok dan tangan kecapean bawa kantong plastik belanjaan, kami tetap antusias menyambut Merlion Park.

Akhirnya nemu Marina Bay Sand juga