May 21, 2012

Rinai Hujan

Bulan dan bintang
Kami selalu bertegur sapa dalam kesenyapan malam. Mengakrabi nyinyir angin yang mengganggu kemesraan kami dengan embusannya. Kadang ia membisikkan kegelisahan yang memagutku sampai aku menelusup di balik selimut.
Aku tahu, diriku bukanlah tentang segalanya ketika dia memanggangku dengan sinar matanya hingga aku mengabu tak bersisa.
Wahai, siapakah pemilik muslihat penuh dusta ini hingga menghilangkan kedirianku, mengusikku saat mencari kedalaman kelam pada langit malam.
Aku hanya rinai hujan yang tak akan pernah sampai padanya, pada bulan, pada bintang. Hanya kembali pada bumi.



~Farah Hidayati (Rumah Tumbuh)~

No comments:

Post a Comment