November 1, 2012

Radar dan Diary Merah Jambu

Dua tahun sudah Saskia menjalin cinta dengan Ibnu. Sudah banyak sekali rencana indah yang ia rencanakan dengan lelaki tersebut. Mulai dari rencana pernikahan, kehidupan setelah menikah, serta akan mempunyai berapa anak setelah menikah. Ditulisnya semua rencana indah itu dalam sebuah diary merah jambu milik Saskia.
Tidak hanya itu pula, mereka juga sudah berencana usia berapa mereka akan melangkah ke pelaminan serta lengkap dengan tanggal, bulan, dan tahunnya. Saskia tentunya sangat semangat akan rencana matang ini. Ibnulah satu-satunya lelaki yang menurut Saskia adalah pelabuhan terakhirnya. Sifat mereka saling melengkapi, seperti Ibnu yang sabar menghadapi Saskia yang agak cerewet. Tidak ada lelaki yang dapat mengerti Saskia sebaik Ibnu.
Namun terkadang rencana manusia tidak berbanding lurus dengan rencana-Nya. Diary merah jambu milik Saskia menghilang. Begitu pula dengan seluruh isi rencana indahnya bersama Ibnu yang tertera rapi di dalam diary tersebut. Tak ada yang lebih parah selain perpindahan tangan dari isi diary merah jambu Saskia. Ya, bukan diary-nya yang berpindah tangan tapi isi dari diary tersebut.
Ibnu memutuskan Saskia hanya karena alasan tidak masuk akal, yakni kedua orangtua Ibnu tak merestui mereka. Alasan tak masuk akan ini pulalah yang membuat Saskia termenung dan tak percaya. Hubungan mereka selama ini, selama dua tahun ini harus kandas hanya karena tak dapat restu orang tua. Sulit untuk mempercayai pada awalnya.
Sakit hati Saskia tidak hanya sampai di situ. Baru beberapa bulan setelah mereka putus, Ibnu telah menjalin cinta dengan wanita lain. Saskia sangat tidak mengerti dengan hidup ini. Ia dijungkirbalikan oleh rencananya sendiri. Semua isi di diary merah jambu itu sudah hilang dan tanpa sisa.
Mungkin itulah sepenggal kisah Saskia tiga tahun yang lalu, yang kadang ia tawakan dalam hati jika ia mengingatnya. Namun sekarang itu hanya memori yang dapat ia jadikan pengalaman. Setelah mengetik memori pahitnya tiga tahun lalu di laptop, Saskia menoleh ke arah kanannya. Terdapat seorang pria duduk sembari tersenyum manis padanya. Dialah Yoga, pria yang telah resmi menjadi suaminya sekarang. Pertemuan tak diduga setelah ia lepas dari Ibnu mengantarkan Saskia pada sebuah kesadaran. Jodoh itu tak direncanakan oleh manusia namun kembali pada-Nya.
"Lagi ngetik apa kamu?" tanya Yoga yang sedang sibuk membaca sebuah buku.
"Masa lalu." jawab Saskia sembari tersenyum.
"Mantan pacar?" tebak Yoga. Saskia hanya tertawa lepas seraya melirik suaminya itu. Yoga, seorang pria yang pada awalnya menjadi musuh bebuyutannya di dunia kerja malah dapat menjungkirbalikan hidup Saskia kembali menjadi benar. Pria bijaksana dan tegas inilah yang mengantarkan Saskia akan sebuah takdir. Takdir yang manis dengan awal yang pahit. Radarnya telah mengarah ke Yoga dan tak butuh lagi diary merah jambu.

No comments:

Post a Comment