Sebuah pita kesadaran berwarna oranye ini
kusimpulkan di atas mahkotaku. Sebagai bentuk kepedulian akan rasialisme di
muka bumi ini. Jangan kau salah menilai perbedaan dalam semesta ini. Baik objektivitas
maupun subjektivitas yang terlalui adalah sebuah jalan untuk menjadi yang
tersyahdu dalam seleksi alam.
Sebagai contohnya aku dan genus yang hidup dalam satu kerajaan yang sama. Aku, sang
Rafflesia, merupakan korban dari penilaian sepihak. Rupaku memang tak secantik
Rosa. Bauku tak seharum Jasminum. Warnaku juga tak semenarik Hibiscus. Dan ketenaranku
tak seperti Prunus. Dikarenakan ini, aku pun tak dapat dipetik, dicium, ataupun
dibelai. Tak ada yang menghampiriku, kecuali Diptera yang setia dengan bau
sesakku. Padahal kami sama-sama dilahirkan dari perubahan unik antara batang
dan daun. Modifikasi dari alam yang disebabkan oleh terhasilkannya biomolekul
berprotein yang dirangsang oleh sekumpulan senyawa organik. Dan kami juga
mempunyai mahkota masing-masing sebagai syarat untuk tumbuh sempurna.
Namun kesempurnaan yang telah ditulis alam
malah menjadi tak sempurna bagi sebagian pandangan dalam hal fisik. Tapi akan
sangat irasional jika ku mengeluh pada Dia, Sang Pelukis Agung. Biarlah pita
kesadaran oranye ini tetap bertengger di salah satu perhiasanku agar lingkungan,
alam, serta penghuninya dapat menghapuskan perbedaan rasial antara kami, sang
rakyat Plantae.
No comments:
Post a Comment