October 5, 2012

Forever

Aku tak dapat mendeskripsikan apakah ini puncak dari kegembiraanku selama ku hidup di dunia. Tapi dengan melihat kau duduk di sebelahku, menjabat tangan ayahku, lalu mengucapkan janji suci di hadapan orang banyak, telah mampu membuat hatiku berdegup sangat kencang dan mampu membangkitkan senyuman terdalamku.
Air mataku mendadak menetes. Inilah ekspresi dariku mencerminkan perasaanku saat ini. Kau membuktikannya. Kau berani mengambil langkah besar ini. Untuk sebuah kehikmatan dunia dan akhirat.
Pertama kalinya matamu menatap mataku dalam keadaan halal. Seberkas senyum terhias di wajahmu. Ku raih tangan kananmu dan mencium punggung tanganmu masih dalam keadaan menangis.
Doa pun dipanjatkan setelah kau mengucapkan janji suci ini. Hatiku bertalu-talu memanjatkan doa pada-Nya. Aku sudah mantap. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Kau yang pertama dan yang terakhir. Aku mencintaimu sekarang dan kelak.
Dan di atas pelaminan, mendadak kau berbisik di telingaku. "Terima kasih sudah menungguku dengan sabar. Aku nggak terlalu lama menjemputmu kan?"
Aku mengangkat kepalaku, lalu memandangmu lagi. "Nggak. Allah memberikanmu padaku dalam waktu yang tepat dan yang ku inginkan."
"Terima kasih juga sudah menerimaku." ujarmu lagi.
Aku tertawa kecil. "Jika kau mengajukan sebuah yang halal, bagaimana aku menolak." tanpa pikir panjang, aku menggandeng tanganmu. "Dan kau satu-satunya lelaki paling pemberani yang pernah ku kenal." pujiku. Wajahmu mendadak memerah.
"Oh ya? Jadi sebelumnya?" kau menahan tawa.
"Hanya datang laki-laki yang menawarkan janji-janji palsu." kami berdua tersenyum.
Aku mengenalmu tak lebih dari tiga bulan namun entah mengapa setelah dialogku dengan-Nya, hatiku pun mantap untuk memilihmu.

4 comments:

  1. wah seru juga ni ceritanya..menarik..
    salam kenal yah, silakan kunjungi kembali www.guesff.com dan jangan lupa follow back yah kawan...

    ReplyDelete