May 28, 2013

First Day: Kuliner malam


Perut saya maupun Anas sudah keroncongan lagi. Setelah menaruh belanjaan dan rehat sejenak di kamar hostel, kami pun melanjutkan jalan untuk mencari makan malam. Waktu telah menunjukan pukul 10 malam. Toko-toko makanan di sekitar Bugis rata-rata sudah tutup semua. Kami pun menemukan sebuah restoran India yang masih buka. Ternyata restoran tersebut menjual nasi briyani, salah satu makanan dalam list kuliner saya.
Saya sudah tahu sebelumnya jika porsi nasi briyani sangatlah banyak sehingga saya memutuskan untuk memesan satu porsi saja, dibagi dua dengan Anas. Benar saja, nasinya seperti sebakul, lalu ditambah ayam segede gaban, terus ditimpa nasi secentong lagi dan dituangkan sesendok sayur kuah kari. Oh, my God!

Nasi briyani dan teh tarik

Sebenarnya saya tidak terlalu lapar tetapi saya harus makan agar tidak masuk angin. Lain halnya dengan Anas, dia tidak menyukai nasi briyani ini karena katanya ada rasa cengkehnya. Memang loh, nasi briyani ini ada cengkeh di dalamnya. Sebenarnya saya suka tapi tidak dalam waktu yang benar-benar kelaparan. Akhirnya kami sama-sama menyerah dan tidak sanggup untuk menghabiskan nasi briyani tersebut. Mohon maaf banget sama mas-mas India yang jualan.
Sehabis makan malam, kami kembali ke hostel untuk mandi, lalu bersiap tidur. Hari pertama saja sudah membuat kaki cenat-cenut dan badan rontok. Tapi kami tetap antusias menyambut dua hari ke depan. Saya dan Anas sama-sama memasang alarm agar besok tidak kesiangan karena jadwal padat dan kami harus sudah mulai jalan dari pagi.

No comments:

Post a Comment