Hari kedua, itinerary kami memang sudah direncanakan padat membahana.
Saya dan Anas sama-sama telah memasang alarm tepat jam 5 pagi waktu Singapore.
Dengan bermodalkan tiga ponsel—dua ponsel saya dan satu ponsel Anas—kami pun
optimis dapat bangun tepat waktu. Dan rupanya…jeng jeng jeng! Kami baru
kebangun jam 7 pagi. Gradak-gruduk? Pastinya! Saya langsung membangunkan Anas
untuk segera mandi dan bergegas sarapan.
Rencana kami yang disusun akan jalan dari jam 8 harus molor 30 menit
sehingga kami baru mulai keluar dari hostel jam 8.30 pagi. Ketika kami analisis
mengapa bisa terlambat bangun, ternyata jam ponsel Anas masih di-setting jam
Indonesia sedangkan jam ponsel saya walaupun sudah dimajuin satu jam,
settingannya tetap mengacu ke jam Indonesia (pelajaran, kalau mengubah jam di
ponsel, mesti diubah time zone-nya juga).
Oh ya, ngomong-ngomong soal sarapan, di hostel kami disediakan sarapan
juga. Meskipun hanya roti tapi cukup mengganjal perut. Tak hanya roti, di dapur
juga disediakan teh dan juga kopi. Rotinya juga tidak hanya roti tawar tok, ada
selai, margarin, dan juga gula. Dapat dipanggang di panggangan roti pula. Semua
dapat dilakukan sesuai selera karena kita yang meladeni diri kita sendiri. Dan
satu hal lagi, jangan lupa mencuci piring dan gelas yang telah digunakan karena
peralatan makan tersebut milik umum. Setelah kenyang sarapan—saya menghabiskan
empat lembar roti dan satu cangkir teh—kami pun mulai berpetualang.
No comments:
Post a Comment