May 28, 2013

First Day: Nyasar di sekitar Mustafa


Sesampainya di Farrer Park, suasana langit sudah mulai redup, seperti mendekati maghrib tetapi jam telah menunjukan pukul setengah tujuh lewat. Tujuan kami ke Mustafa adalah untuk membeli oleh-oleh cokelat. Katanya cokelatnya murah dan halal. Setelah mengitari Mustafa, kami tidak menemukan apa-apa. Kemana perginya cokelat-cokelat itu?
Sampai pada akhirnya, kami agak menyerah untuk mencari dan memutuskan untuk kembali saja ke hostel. Mengingat jam telah menunjukan pukul setengah sembilan malam. Tapi sebelum beranjak, mata saya tertuju pada sebuah toko yang sepertinya belum kami kunjungi. Tidak ada cokelat di sana tapi saya malah membeli sepatu. Akhirnya saya memberanikan bertanya kepada kasir toko tersebut mengenai tempat yang berjualan cokelat. Untung kasirnya baik. Ia pun memberitahu dimana tempatnya. Ternyata toko yang jualan cokelat letaknya berseberangan dengan toko tempatku membeli sepatu. Kami langsung cus setelah membayar. Benar saja, di toko yang disebutkan mbak-mbak kasir itu terhampar luas cokelat-cokelat berbagai macam. Saya maupun Anas mulai kalap berkeliling. Seperti biasa, sebungkus cokelat yang harganya di bawah $10 lebih menarik perhatian.
Kami mulai kelelahan setelah berburu cokelat. Akhirnya, kami memutuskan untuk kembali ke hostel. Langit sudah mulai gelap, badan sudah mulai kehabisan tenaga, dan otak pun sudah susah berpikir. Pusinglah kami mencari jalan pulang. Peta yang selalu dibawa rasanya seperti selembar kertas kosong karena otak saya sudah susah untuk mencerna. Kami menyeberang jalan, terus membaca peta dan ternyata salah menyeberang jalan, sehingga harus balik lagi. Sampai pada akhirnya, GPS otak saya mulai berfungsi kembali.
Jarak dari Mustafa ke hostel tidak terlalu jauh sehingga kami memutuskan untuk jalan kaki saja karena bakal lebih ribet jika naik MRT—kami tidak berani naik bus karena tidak tahu haltenya. Sepanjang perjalanan menuju hostel, saya dan Anas sudah lelah dan mengantuk. Untung saja, kami hanya perlu jalan lurus sampai pada akhirnya mata kami menemukan plang bertuliskan Victoria Street. Itu berarti, kami harus belok kanan untuk mencapai Jalan Kubor. Dan akhirnya, kami pun tiba di ABC Hostel dengan keadaan tak jelas junjungannya.


Nemu juga

No comments:

Post a Comment